Selasa, 06 Desember 2016

Fenomena Bisnis Online di Kalangan Mahasiswa


Peluang Handicraft

 

            Bisnis kini mengalami pergeseran, sejalan dengan kemajuan teknologi. Dahulu bisnis hanya digeluti para entrepreneur pada usia 20th keatas. Namun sekarang bisnis menjamur di berbagai kalangan, sehingga usia tidak lagi menjadi penentu utama. Hal tersebut disebabkan oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat, terutama pada bidang internet. Kemudahan akses diberbagai bidang melalui internet, membuat beberapa orang tertarik untuk memanfaatkan media ini. Beragam aplikasi ditawarkan melalui internet, khususnya media sosial yang menjadi lahan baru bagi pebisnis.  

            Media sosial yang menggila khususnya dikalangan remaja, membuat Safira yang ditemui di FISIP UNAIR (6/12) membuka peluang bisnis baru. Berawal dari ide kreatif untuk mengisi waktu luang yang produktif. Menjadi sebuah karya yang memiliki nilai estetika dan jual yang tinggi. Handicraft memiliki peluang di sektor bisnis untuk memberikan apresiasi atau sekedar kenang-kenangan kepada tamu dalam sebuah acara. Namun handicraft mulai mencuri perhatian beberapa pebisnis, mulai dari telenan hias, gantungan kunci, scrapbook, dll. Melihat telenan dan biji-bijian kering membuat Safira menuangkan karya telenan wood & seeds. Hal tersebut menjadi inovasi yang menarik, karena handicraft dari telenan sudah mencuri hati konsumen. Hanya saja, tipografi dari pena atau spidol yang sering ditemui di pasaran (ujar Safira). The Saf wood and seads menjual produk telenan hias dengan harga promo kisaran Rp 30.000,- sampai Rp 35.000,-. Bisnis tersebut berdiri sejak Agustus 2016.

            Kekuatan media sosial menjadi alat pemasaran kepada konsumen. Adanya media sosial menambah jaringan pertemanan yang memudahkan saat mempromosikan produk (kata Safira). Instagram menjadi salah satu media sosial yang digunakan pebisnis muda. Sesuai konten yang berisi foto dan video, memudahkan pebisnis untuk mengupload foto atau video karya yang akan dijual. Sehingga konsumen dapat melihat visual sesuatu yang akan dibeli. Selain itu, kemudahan transaksi dalam pembelian melalui transfer atau COD (Cash on Delivery), menguntungkan kedua pihak baik pebisnis maupun konsumen.   

            Mahasiswa memiliki waktu senggang yang berbeda dengan pelajar SMP atau SMA. Peluang waktu senggang membuat beberapa mahasiswa menciptakan ide kreatif yang menjual. Tentunya dengan bantuan media sosial dalam mempromosikan produk yang dibuat. Fenomena ini menyebar keberbagai kalangan mahasiswa dengan karya yang berbeda. Bisnis produk bahkan jasa berterbangan di kalangan mahasiswa. Untuk mengisi waktu luang, menambah uang saku, dan menambah jaringan pertemanan. Beberapa bisnis online mahasiswa seperti The Saf wood and seeds oleh Safira, Kacapuri oleh Adien, Scrapbook oleh Atika, gantungan kunci oleh Irene, dan masih banyak karya mahasiswa dalam bidang seni yang menjual.
Zubaidatul Fitriyah (071511533047)
Jurnalistik Online
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar