Peluang Handicraft
Bisnis kini mengalami pergeseran, sejalan dengan kemajuan teknologi. Dahulu
bisnis hanya digeluti para entrepreneur
pada usia 20th keatas. Namun sekarang bisnis menjamur di berbagai
kalangan, sehingga usia tidak lagi menjadi penentu utama. Hal tersebut
disebabkan oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat, terutama pada bidang
internet. Kemudahan akses diberbagai bidang melalui internet, membuat beberapa
orang tertarik untuk memanfaatkan media ini. Beragam aplikasi ditawarkan
melalui internet, khususnya media sosial yang menjadi lahan baru bagi
pebisnis.
Media sosial
yang menggila khususnya dikalangan remaja, membuat Safira yang ditemui di FISIP
UNAIR (6/12) membuka peluang bisnis baru. Berawal dari ide kreatif untuk
mengisi waktu luang yang produktif. Menjadi sebuah karya yang memiliki nilai
estetika dan jual yang tinggi. Handicraft
memiliki peluang di sektor bisnis untuk memberikan apresiasi atau sekedar
kenang-kenangan kepada tamu dalam sebuah acara. Namun handicraft mulai mencuri perhatian beberapa pebisnis, mulai dari
telenan hias, gantungan kunci, scrapbook,
dll. Melihat telenan dan biji-bijian kering membuat Safira menuangkan karya
telenan wood & seeds. Hal
tersebut menjadi inovasi yang menarik, karena handicraft dari telenan sudah mencuri hati konsumen. Hanya saja,
tipografi dari pena atau spidol yang sering ditemui di pasaran (ujar Safira). The Saf wood and seads menjual produk
telenan hias dengan harga promo kisaran Rp 30.000,- sampai Rp 35.000,-. Bisnis
tersebut berdiri sejak Agustus 2016.
Kekuatan
media sosial menjadi alat pemasaran kepada konsumen. Adanya media sosial
menambah jaringan pertemanan yang memudahkan saat mempromosikan produk (kata
Safira). Instagram menjadi salah satu
media sosial yang digunakan pebisnis muda. Sesuai konten yang berisi foto dan
video, memudahkan pebisnis untuk mengupload foto atau video karya yang akan
dijual. Sehingga konsumen dapat melihat visual sesuatu yang akan dibeli. Selain
itu, kemudahan transaksi dalam pembelian melalui transfer atau COD (Cash on Delivery), menguntungkan kedua
pihak baik pebisnis maupun konsumen.
Mahasiswa memiliki
waktu senggang yang berbeda dengan pelajar SMP atau SMA. Peluang waktu senggang
membuat beberapa mahasiswa menciptakan ide kreatif yang menjual. Tentunya
dengan bantuan media sosial dalam mempromosikan produk yang dibuat. Fenomena ini
menyebar keberbagai kalangan mahasiswa dengan karya yang berbeda. Bisnis produk
bahkan jasa berterbangan di kalangan mahasiswa. Untuk mengisi waktu luang, menambah
uang saku, dan menambah jaringan pertemanan. Beberapa bisnis online mahasiswa
seperti The Saf wood and seeds oleh
Safira, Kacapuri oleh Adien, Scrapbook
oleh Atika, gantungan kunci oleh Irene, dan masih banyak karya mahasiswa dalam
bidang seni yang menjual.
Zubaidatul Fitriyah (071511533047)
Jurnalistik Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar