Gila Rampok
Lagi-lagi
perampokan menjadi masalah yang di hadapi masyarakat. Memilih titik tumpuh dan
menyerangnya saat lengah. Pemberantasan oleh kepolisian, terkadang tidak
membuat jerah bagi pelaku. Main hakim sendiri, masih sering terjadi di rumunan masyarakat.
Akibat geram dengan aksi pencuri akhir pekan ini.
Lalu lalang
kendaraan roda dua, empat, enam, bahkan enam belas memadati arus jalan raya.
Debu, polusi selalu ditebarkan kemana-mana. Kebisingan menjadi makanan
sehari-hari masyarakat yang bertempat tinggal di dekat jalan raya. Kabar burung
menjadi cibiran ditiap harinya.
Barisan tempat
berpetak-petak di sepanjang jalan raya. Membuka lahan bisnis untuk sesuap nasi.
Keramaian menjadi incaran mencari pelanggan yang banyak. Demi menjual produk
yang dimilikinya.
Meningkatnya
harga sembako, biaya pendidikan, membuat seseorang melakukan segala jenis
pekerjaan. Wanita berkulit sawo matang, dengan balutan baju muslimah memasuki
suatu ruangan. Hanya ruangan berbentuk kubus berukuran 2,5 m x 2,5 m dengan memakai
rolling door di depannya. Membuka
pekerjaan ini dengan penuh pengharapan.
Menunggu dan
menunggu di dekat keramaian. Membuat wanita (45th) memainkan jarinya
diatas handphone, entah sibuk membalas
pesan atau menunggu balasan. Kegembiraan datang jika ada pelanggan membeli
pulsa, kartu perdana, maupun handphone.
Secara sergap wanita ini melayani dengan penuh semangat.
Ditemani dua
lemari kaca di bagian depan ruangan. Berbaris rapi kartu perdana berbagai operator
dan handphone dari beberapa produk
yang cukup di jangkau masyarakat. Dinding sebelah kanan penuh gantungan sd card dan tas selempang kecil yang di
jualnya. Sudut belakang bagian kiri ruangan terdapat lemari kaca penuh handphone yang masih bersegel.
Bangunan
berwarna oren ini, penuh dengan stiker dinding im3. Warna merah bercampur oren
selaras dengan semangat wanita penjaga konter ini. Polusi yang mengelilinginya
tak membuat semangatnya luntur. Pen dan kertas selalu dibawanya untuk menulis
pemasukan hari ini.
Langit mulai
memudarkan warna, perlahan-lahan mengelapkan warnanya. Letih, lesuh menghampiri
diri wanita tersebut. Namun senyum selalu tergambarkan pada wajahnya. Jam terus
berputar, hingga terasa terhenti saat pukul 22.00 WIB. Segera wanita itu
membereskan segala berkas pekerjaan dan menutup serta mengunci rolling door dengan rapat.
Kebahagiaan
tersirat, saat sosok lelaki menghampirinya dan mengantarkan ke rumah mereka
berdua. Pekerjaan yang tak terlalu menguras tenaga, tidak terlalu membebaninya.
Memang akhir pekan ini wanita itu mendapati jadwal sore hingga malam. Istirahat
yang lumayan panjang membuatnya melupakan penat dari kebosanan bekerja.
Pagi (24/10)
mengejutkan semangat bekerja. Tetangga sebelah tempat wanita itu bekerja,
mendapati jejak aneh di lantai. Padahal semalam tak ada tetesan air yang mengguyur
kota Gresik. Namun terdapat bekas kotoran alas kaki di depan toko.
Tak lama
kemudian, seorang remaja (20th) penjaga toko yang bertugas pagi
hingga sore datang. Perasaan campur aduk di dapatnya, setelah mendengar
kejanggalan dari tetangganya. Tangan remaja itu, membolak-balikkan kunci di rolling door. Tetapi tak ada respon dari
pintu tersebut. Dengan mudahnya pintu itu terbuka oleh geseran tangan remaja
ini.
Rasa kaget
penuh kejutan membuat remaja tersebut bingung setengah mati. Namun tetangganya
menyarankan untuk segera menghubungi pemilik toko tersebut. Segera remaja
tersebut menekan tombol nomer pemilik “Bintang Cell” dengan cepat. Cerita ini
membuat penjaga toko gigit jari.
Pemilik toko
datang dengan wajah kaget, melihat kejadian ini. Kondisi lemari kaca yang retak
di sudut sebelah kiri, beberapa handphone
yang tergolong mahal di toko itu lenyap seketika. Hanya handphone tak terlalu pandai yang tersisa. Namun pekerjaan hari itu
tetap berjalan dan masalah ini ditangani oleh pemilik tersebut.
Perbaikan
kerusakan segera teratasi. Berita ini tersebar di kalangan penikmat kopi yang
ada di sebelahnya. Namun tak ada satupun nama pencuri terbesit di telinga
mereka. Pemilik toko tidak terlalu terbuka tentang masalah ini. Kerugian yang
di dapat juga belum terlalu pasti. Bisa dibilang ada pada kisaran Kurang dari
10 juta. Karena ini termasuk cabang yang kecil. Sehingga tidak terlalu
bermasalah pada laju bisnis.
Keamanan
dalam lemari etalase di toko ini semakin di jaga, dengan kunci etalase. Penjaga
toko juga lebih berhati-hati terhadap pelanggan yang membeli di toko tersebut. Bukan
menaruh kecurigaan yang berlebihan, namun menanamkan sikap kewaspadaan. Karena
kejahatan dapat terjadi di setiap waktu.
Keramaian dalam
rumunan masyarakat, tidak mengurangi niat para perampok. Hanya mendapatkan
berbagai hasil curiaan yang mungkin menjadi prinsip dalam diri. Entah hasil
memperoleh uang secara baik atau buruk. Terpenting kebutuhan sehari-harinya
terpenuhi, pukulan ekonomi sering menjadi salah satu penyebab tindak
kriminalitas.
Masyarakat
perlu waspada akan orang-orang di sekelilingnya. Percayalah pada diri sendiri,
terkadang pelaku kejahatan tidak jauh dari pandangan. Karena strategi yang
disusun untuk mencari kesempatan akan kelenggahan adalah memantau lokasi secara
lebih dekat dan mencari titik lemah dari target incaran.
Aksi
pencurian menjadi kebiasaan yang sering terjadi dimasyarakat. Kejadian yang
terus menerus dengan kasus yang berbeda. Kegilaan semakin muncul dengan motif
yang dialami masyarakat. Baik pencurian dengan pembobolan, penjambretan, hingga
ilmu hipnotis yang sering disebut gendam. Fokus dan peka terhadap lingkungan
sekitar menjadi penting untuk menghindari diri dari permasalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar