Selasa, 01 November 2016

Gila Rampok


Gila Rampok


Lagi-lagi perampokan menjadi masalah yang di hadapi masyarakat. Memilih titik tumpuh dan menyerangnya saat lengah. Pemberantasan oleh kepolisian, terkadang tidak membuat jerah bagi pelaku. Main hakim sendiri, masih sering terjadi di rumunan masyarakat. Akibat geram dengan aksi pencuri akhir pekan ini.

Lalu lalang kendaraan roda dua, empat, enam, bahkan enam belas memadati arus jalan raya. Debu, polusi selalu ditebarkan kemana-mana. Kebisingan menjadi makanan sehari-hari masyarakat yang bertempat tinggal di dekat jalan raya. Kabar burung menjadi cibiran ditiap harinya.

Barisan tempat berpetak-petak di sepanjang jalan raya. Membuka lahan bisnis untuk sesuap nasi. Keramaian menjadi incaran mencari pelanggan yang banyak. Demi menjual produk yang dimilikinya.

Meningkatnya harga sembako, biaya pendidikan, membuat seseorang melakukan segala jenis pekerjaan. Wanita berkulit sawo matang, dengan balutan baju muslimah memasuki suatu ruangan. Hanya ruangan berbentuk kubus berukuran 2,5 m x 2,5 m dengan memakai rolling door di depannya. Membuka pekerjaan ini dengan penuh pengharapan.

Menunggu dan menunggu di dekat keramaian. Membuat wanita (45th) memainkan jarinya diatas handphone, entah sibuk membalas pesan atau menunggu balasan. Kegembiraan datang jika ada pelanggan membeli pulsa, kartu perdana, maupun handphone. Secara sergap wanita ini melayani dengan penuh semangat.

Ditemani dua lemari kaca di bagian depan ruangan. Berbaris rapi kartu perdana berbagai operator dan handphone dari beberapa produk yang cukup di jangkau masyarakat. Dinding sebelah kanan penuh gantungan sd card dan tas selempang kecil yang di jualnya. Sudut belakang bagian kiri ruangan terdapat lemari kaca penuh handphone yang masih bersegel.

Bangunan berwarna oren ini, penuh dengan stiker dinding im3. Warna merah bercampur oren selaras dengan semangat wanita penjaga konter ini. Polusi yang mengelilinginya tak membuat semangatnya luntur. Pen dan kertas selalu dibawanya untuk menulis pemasukan hari ini.

Langit mulai memudarkan warna, perlahan-lahan mengelapkan warnanya. Letih, lesuh menghampiri diri wanita tersebut. Namun senyum selalu tergambarkan pada wajahnya. Jam terus berputar, hingga terasa terhenti saat pukul 22.00 WIB. Segera wanita itu membereskan segala berkas pekerjaan dan menutup serta mengunci rolling door dengan rapat.

Kebahagiaan tersirat, saat sosok lelaki menghampirinya dan mengantarkan ke rumah mereka berdua. Pekerjaan yang tak terlalu menguras tenaga, tidak terlalu membebaninya. Memang akhir pekan ini wanita itu mendapati jadwal sore hingga malam. Istirahat yang lumayan panjang membuatnya melupakan penat dari kebosanan bekerja.

Pagi (24/10) mengejutkan semangat bekerja. Tetangga sebelah tempat wanita itu bekerja, mendapati jejak aneh di lantai. Padahal semalam tak ada tetesan air yang mengguyur kota Gresik. Namun terdapat bekas kotoran alas kaki di depan toko.

Tak lama kemudian, seorang remaja (20th) penjaga toko yang bertugas pagi hingga sore datang. Perasaan campur aduk di dapatnya, setelah mendengar kejanggalan dari tetangganya. Tangan remaja itu, membolak-balikkan kunci di rolling door. Tetapi tak ada respon dari pintu tersebut. Dengan mudahnya pintu itu terbuka oleh geseran tangan remaja ini.

Rasa kaget penuh kejutan membuat remaja tersebut bingung setengah mati. Namun tetangganya menyarankan untuk segera menghubungi pemilik toko tersebut. Segera remaja tersebut menekan tombol nomer pemilik “Bintang Cell” dengan cepat. Cerita ini membuat penjaga toko gigit jari.

Pemilik toko datang dengan wajah kaget, melihat kejadian ini. Kondisi lemari kaca yang retak di sudut sebelah kiri, beberapa handphone yang tergolong mahal di toko itu lenyap seketika. Hanya handphone tak terlalu pandai yang tersisa. Namun pekerjaan hari itu tetap berjalan dan masalah ini ditangani oleh pemilik tersebut.

Perbaikan kerusakan segera teratasi. Berita ini tersebar di kalangan penikmat kopi yang ada di sebelahnya. Namun tak ada satupun nama pencuri terbesit di telinga mereka. Pemilik toko tidak terlalu terbuka tentang masalah ini. Kerugian yang di dapat juga belum terlalu pasti. Bisa dibilang ada pada kisaran Kurang dari 10 juta. Karena ini termasuk cabang yang kecil. Sehingga tidak terlalu bermasalah pada laju bisnis.

Keamanan dalam lemari etalase di toko ini semakin di jaga, dengan kunci etalase. Penjaga toko juga lebih berhati-hati terhadap pelanggan yang membeli di toko tersebut. Bukan menaruh kecurigaan yang berlebihan, namun menanamkan sikap kewaspadaan. Karena kejahatan dapat terjadi di setiap waktu.

Keramaian dalam rumunan masyarakat, tidak mengurangi niat para perampok. Hanya mendapatkan berbagai hasil curiaan yang mungkin menjadi prinsip dalam diri. Entah hasil memperoleh uang secara baik atau buruk. Terpenting kebutuhan sehari-harinya terpenuhi, pukulan ekonomi sering menjadi salah satu penyebab tindak kriminalitas.

Masyarakat perlu waspada akan orang-orang di sekelilingnya. Percayalah pada diri sendiri, terkadang pelaku kejahatan tidak jauh dari pandangan. Karena strategi yang disusun untuk mencari kesempatan akan kelenggahan adalah memantau lokasi secara lebih dekat dan mencari titik lemah dari target incaran.

Aksi pencurian menjadi kebiasaan yang sering terjadi dimasyarakat. Kejadian yang terus menerus dengan kasus yang berbeda. Kegilaan semakin muncul dengan motif yang dialami masyarakat. Baik pencurian dengan pembobolan, penjambretan, hingga ilmu hipnotis yang sering disebut gendam. Fokus dan peka terhadap lingkungan sekitar menjadi penting untuk menghindari diri dari permasalahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar