Salah Target
Mentari
enggan menampakkan wajahnya di pagi ini. Dingin menyelimuti tubuh wanita paruh
baya, yang memiliki ratusan helai rambut berwarna putih, melekat di ubun kepala.
Semangat bekerja yang tak pernah henti dalam dirinya, sontak terdiam saat matanya
terbelalak pada gagang pintu yang mencurigakan. Langkah demi langkah penuh
perasaan ragu, membuat wanita paruh baya menyalahkan dirinya.
Jemari
tangannya yang bergoyang tak terkendali, tanda gemetar menghantuhi tubuhnya. Dengan
mengangkat helaian kain batik yang melekat di tubuh, memberanikan diri memasuki
rumah yang telah menjadi tempat bekerja selama 2 tahun. Perasaan ragu terbayar
akan pertanyaan besar. Beberapa tatanan di ruang keluarga berubah dari
biasanya.
Gagang pintu
yang dipegangnya terasa goyang dan akan lepas. Namun ketika memeriksa ruangan
lainnya, tidak ada perubahan sama sekali. Bergegas wanita paruh baya (57th)
mendatangi rumah orang tua pemilik rumah. Mengingat terakhir kali menutup rumah
sampai membukanya lagi, wanita ini membela diri bahwa dirinya tidak bersalah.
Orang tua
dan keluarga pemilik rumah segera mendatangi rumah tersebut. Menjawab rasa
penasaran dari tutur kata wanita paruh baya dan mencari kebenaran yang ada.
Memang benar kondisi gagang pintu bergoyang, karena sekrup di tepi sudut gagang
pintu tidak terkunci dengan baik. Lebih mencurigakan lagi dua sekrup itu tidak
ada.
Letak kursi
yang berada di dekat pintu, bergeser seolah menjauhi pintu. Berbalik dengan
keberanian salah satu keluarga. Iil (25th) keluarga pemilik rumah,
yang tinggal di sebelah rumah tersebut. Menceritakan perasaan semalam yang
tidak seperti biasanya.
Hujan yang mengguyur Kota Gresik
(25/10) lalu, merubah suasana rumah tersebut. Gelap gulita, hanya cahaya beberapa
rumah di sebelahnya. Penuh tumpukan boneka, beberapa perabotan rumah dan tak
berpenghuni. Menjadi kehidupan, setelah menyandang status rumah kedua. Hanya
pagi yang menyapa rumah tersebut, saat sore dan malam keheningan yang tersisa.
Iil memiliki kebiasaan tidur malam
dan mengontrol pintu gerbang depan, bagian jalan samping antar rumah. Namun
tetesan air hujan memanggilnya terlelap dalam sandaran tempat tidur. Segeralah
pintu gerbang di tutup lebih awal dari biasanya. Tetapi televisi membuatnya
mengugurkan niat untuk memejamkan mata terlalu awal. Film India selalu
menemaninya di setiap malam.
Pada malam (24/10) terasa berbeda, saat mulai
memejamkan mata di kesunyian malam. Suara pintu gerbang seakan ada yang
membuka. Namun hanya pikiran positif yang terlewat di benaknya. Iil melanjutkan
tidurnya dengan mematikan lampu dan alat yang dapat menggeluarkan suara.
Terlelap dan memulai alam mimpi.
Namun di atas jam 12.00 WIB suara
aneh masih terdengar. Suasana malam yang mencengang membuatnya enggan beralih
dari tempat tidur. Terdengar suara kokokan yang terbungkam, di jalan samping antar
rumah. Padahal belum menunjukkan waktu pagi hari.
Kejadian malam itu menjadi penghubung
kejadian di pagi hari. Entah apa yang ada di benak pencuri, untuk memasuki
rumah tersebut. Rumah yang tidak menyimpan barang berharga, hanya tersisa
beberapa furniture rumah dan tumpukan
boneka. Menjadi tempat bersinggah saat liburan sekolah.
Kabar ini langsung terdengar oleh
pemilik rumah, dari keluarga dekatnya. Menyelesaikan tugasnya di Surabaya dan
bergegas pulang ke Gresik, demi menjenguk rumah miliknya. Selain itu, melihat
kondisi yang ada dan memastikan keberadaan barang miliknya. Memang tidak ada
barang yang hilang, hanya gagang pintu yang rusak.
Memperbaiki lebih cepat adalah hal
terbaik. Memang gagang pintu yang lama sudah mengalami kerusakan. Membeli
gagang pintu yang baru menjadi solusi yang tepat. Perbaikan hanya memakan waktu
beberapa menit. Kehidupan rumah kedua kembali aman.
Sesuatu hal yang tidak di sangka dan
sedikit menggelitik. Pencuri tersebut tidak hanya merusak gagang pintu rumah
tersebut. Tetapi mengambil dua ekor ayam, dengan bulu hitam pekat dan sedikit
berkilau ketika tekenah sinar matahari. Memiliki jembel merah merona. Masyarakat
sekitar menyebutnya cemani.
Ayam cemani menjadi teman orang tua
pemilik rumah. Mengisi waktu luang bermain dengan cemani, yang menghasilkan
banyak telur di tiap minggunya. Membuat cemani terasa berbeda dengan ayam
lainnya. Perawatan yang tidak begitu susah membuat cemani menjadi pilihan orang
tua pemilik rumah.
Tetapi cemani sekarang hanyalah
kenangan. Tidak hanya kenangan, tetapi masih tersisa satu cemani di dalam rumah
ayam. Setidaknya sebagai obat penghibur luka. Suatu masalah, tidak semua
terprediksikan dengan mudah. Terkadang terdapat misteri yang harus dipecahkan.
Kejadian ini membuat antisipasi
semakin dikedepankan. Setiap pintu gerbang diberi kunci gembok. Lebih
mewaspadai dengan suara-suara yang mencurigakan. Tetapi masalah ini menjadi
pembelajaran tersendiri bagi pemilik rumah dan keluarganya untuk lebih
berhati-hati.
Kerugian yang dialami tidaklah
banyak, menjadikan masalah ini tidak dilaporkan kepihak kepolisian. Keihklasan
mengalir dalam hati keluarga dan mengambil buah berharga dari kejadian ini.
Meskipun pernah terlintas prediksi pelaku tersebut, tetapi tidak ada bukti yang
mendukungnya. Karena tidak ada bekas yang ditinggalkan.
Masalah ekonomi masih menjadi salah
satu faktor pendukung tindak kejahatan. Kebutuhan keseharian yang mendesak dan
ingin selalu terpenuhi. Namun alat pemuas (uang) memiliki keterbatasan pemilik.
Rumitnya persaingan lapangan pekerjaan menjadikan seseorang melakukan berbagai
cara. Mencuri menjadi pilihan yang tidak sedikit terjadi di masyarakat.
Pencuri pemula sampai kelas kakap
menjadi cibiran di masyarakat. Kekayaan, rumah mewah, tempat sepi menjadi
beberapa pilihan tindak pencurian. Namun prediksi tidak selalu selaras dengan
harapan. Apa yang sudah direncanakan bisa hilang karena kondisi yang berbeda. Salah
target menjadi hal yang sering terjadi.